FOTO KEGIATAN



Selasa, 03 Agustus 2010

DPRK Didesak Panggil Manajemen RSUD Idi Rayeuk

Mon, Aug 2nd 2010, 14:36

Aceh Timur


IDI - Sejumlah LSM yang tergabung dalam konsorsium LSM Aceh Timur, terdiri LSM SaPA Aceh, GaSAT (Gerakan Solidaritas untuk Aceh Timur), KANA, LPPAT, Geupeugom,  AMI, dan LSM PeUNA, meminta manajemen RSUD Idi agar memberikan pelayanan prima kepada pasien miskin yang berobat di sana.

Mereka juga mendesak kalangan DPRK Aceh Timur agar memanggil Direktur RSUD Idi dan perawat yang mengeluarkan pernyataan kepada pasien Aulia Agustiana, guna diminta klarifikasi dan pertanggungjawaban moral.

“Kami merasa kasus yang menimpa salah satu pasien kurang mampu desa Gampong Buket Drien Kecamatan Sungai Raya, yang sedang operasi kanker payudara yang disarankan oleh perawat untuk gigit sandal jika tidak mampu membeli obat bius seharga Rp.200.000, sungguh melukai rasa keadilan masyarakat,” tulis konsorsium LSM dalam rilisnya, Minggu (1/8).

Menurut mereka, DPRK Aceh Timur sangat layak untuk memanggil manajemen dan perawat yang bersangkutan untuk mempertanggungjawabkan kasus tersebut.  Di lain pihak, tulis mereka, sikap arogansi yang ditunjukkan dalam pelayanan kesehatan di RSUD Idi terus saja terulang, bahkan beberapa waktu yang lalu salah satu pasien dari kecamatan Peureulak Timur terpaksa dibawa pulang oleh keluarganya karena buruknya pelayanan bagi masyarakat miskin. Belum lagi kasus-kasus lain yang tidak terungkap ke permukaan.

“Jika praktik-praktik demikian masih dipelihara di lingkungan RSUD Idi, ini menunjukkan isyarat bagi masyarakat miskin ‘dilarang sakit’,” tulis rilis tersebut. Sebelumnya diberitakan, seorang pasien yang berasal dari keluarga kurang mampu dan berobat menggunakan fasilitas Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) di RSUD Idi Rayeuk, Aceh Timur, terpaksa mengeluarkan uang pribadi sekitar Rp 200 ribu untuk membeli obat bius agar bisa dilakukan dioperasi untuk mengobati penyakit kanker payudaranya.

Pasien bernama Aulia Agustiana (25), warga Gampong Buket Drien, Kecamatan Sungai Raya, Aceh Timur, itu kepada Serambi, Kamis (29/7), mengungkapkan, operasi kanker payudara dilakukan pada Rabu (21/7), di RSUD Idi Rayeuk.  Saat itu, kata Aulia, operasi dilakukan terhadap lima pasien, salah satu dirinya. Menurutnya, kelima pasien itu harus membelikan obat bius untuk pelaksanaan operasi. “Perawat itu bilang kalau tak ada obat bius, digigit sandal aja,” kata Aulia meniru ucapan salah satu petugas operasi.(is)

Sumber : www.serambi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar