FOTO KEGIATAN



Minggu, 01 Agustus 2010

Oknum Perawat Terancam Dipecat

Sun, Aug 1st 2010, 10:16
Soal Pasien JKA Dipaksa Beli Obat Bius

Dirut RSUD Idi Rayeuk: Kami Sudah Selidiki

Aceh Timur 


IDI - Kasus pasien JKA dipaksa membeli obat bius di RSUD Idi Rayeuk, Aceh Timur, mendapat respons cepat dari manajemen rumah sakit tersebut. Manajemen RS tersebut mengaku langsung menyelidiki para pihak yang terlibat.  Direktur RSUD Idi, dr Edi Gunawan MARS, kepada Serambi Jumat (30/7) siang, mengatakan, setelah diselidiki, ternyata seorang oknum perawat bakti melakukan tindakan itu. “Kita telah memanggil oknum perawat yang menjual obat kepada pasien, dia adalah perawat mahir anastesi,” kata Edi Gunawan.


Menurut Edi, pihaknya telah meminta oknum perawat itu mengembalikan uang sebesar Rp 200 ribu kepada si pasien, dan si pasien akan diberikan obat dari JKA. Jika tidak dikembalikan, kata Edi, oknum perawat akan dipecat dari RSUD Idi. “Perlu kami klarifikasi juga, ini adalah kesalahan petugas anastesi, jadi bukan dokter bedah,” ungkapnya.

Dikatakannya, perawat yang bersangkutan memang telah lama bertugas sebagai tenaga bakti di sana. Pihaknya juga menyadari masih ada oknum perawat-perawat nakal melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan. “Penjualan obat harus melalui apotik. Kemudian dia telah mengeluarkan kata-kata yang tidak sepantasnya,” kata Edi.

Saat ditanya siapa nama perawat nakal itu, Edi dengan tersenyum meminta agar nama oknum perawat tidak ditulis. “Kita terus berupaya menciptakan pelayanan yang baik untuk masa akan datang,” sebut Edi. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang pasien yang berasal dari keluarga kurang mampu dan berobat menggunakan fasilitas Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) di RSUD Idi Rayeuk, Aceh Timur, terpaksa mengeluarkan uang pribadi sekitar Rp 200 ribu untuk membeli obat bius agar bisa dilakukan dioperasi untuk mengobati penyakit kanker payudaranya.

Pasien bernama Aulia Agustiana (25), warga Gampong Buket Drien, Kecamatan Sungai Raya, Aceh Timur, itu kepada Serambi, Kamis (29/7), mengungkapkan, operasi kanker payudara dilakukan pada Rabu (21/7), di RSUD Idi Rayeuk.  Saat itu, kata Aulia, operasi dilakukan terhadap lima pasien, salah satu dirinya. Menurutnya, kelima pasien itu harus membelikan obat bius untuk pelaksanaan operasi. “Perawat itu bilang kalau tak ada obat bius, digigit sandal aja,” kata Aulia meniru ucapan salah satu petugas operasi.(is)
www.serambi.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar