Mon, Nov 29th 2010, 11:02
RKB Baru Rusak Sebelum Diserahterimakan
Aceh Timur
IDI - Tiga ruang kelas baru (RKB) Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Lhoknibong, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur, yang dibangun dengan dana APBA 2009 senilai Rp 270 juta oleh rekanan CV MA hingga sekarang belum diserahterimakan karena rusak. Akibatnya, 40 siswa kelas IV terpaksa menggunakan ruang kelas darurat yang dibangun secara swadaya oleh pihak sekolah dengan menggunakan material kayu seadanya.
Kepala MIN Lhoknibong, Jailani SAg mengatakan, RKB tersebut mulai dibangun Oktober 2009 dan rampung sekitar Februari 2010. “Walaupun belum diserahterimakan kondisi bangunannya sekarang sudah mulai rusak, terutama di bagian lantai dan dinding,” katanya kepada wartawan, Sabtu (27/11).
Jailani mengaku, pihaknya sudah mempertanyakan ke Kantor Kementerian Agama (Kankemag) Kabupaten Aceh Timur dan diteruskan ke Dinas Pendidikan (Disdik) kabupaten. Namun, kata dia, Disdik dan pihak Kankemag juga tidak bisa memberikan keterangan rinci, sebab RKB itu ditangani langsung oleh provinsi.
Ketua Pemuda Pante Bidari, Abdul Hadi Abidin, secara terpisah mengaku sudah melihat langsung kondisi RKB MIN Lhoknibong. Menurut dia, proyek itu memang terkesan asal jadi dan belum sempat dipakai, keramik lantainya sudah copot di beberapa titik. “Ini memang proyek terkesan asal jadi. Dinding dan teras sudah retak-retak,” sebutnya.
Kata Abdul Hadi, sesuai laporan kepala tukang yang membangun RKB, pihak rekanan juga belum melunasi ongkos kerja tukang senilai Rp 3 juta. Akibatnya, kepala tukang, sampai kini terpaksa menyita kunci ketiga RKB tersebut. “Kita minta rekanan bertanggungjawab. Ini adalah kepentingan pendidikan anak-anak, jangan dibuat telantar begini,” demikian Abdul Hadi.(is)
Sumber:serambinews.com
Kepala MIN Lhoknibong, Jailani SAg mengatakan, RKB tersebut mulai dibangun Oktober 2009 dan rampung sekitar Februari 2010. “Walaupun belum diserahterimakan kondisi bangunannya sekarang sudah mulai rusak, terutama di bagian lantai dan dinding,” katanya kepada wartawan, Sabtu (27/11).
Jailani mengaku, pihaknya sudah mempertanyakan ke Kantor Kementerian Agama (Kankemag) Kabupaten Aceh Timur dan diteruskan ke Dinas Pendidikan (Disdik) kabupaten. Namun, kata dia, Disdik dan pihak Kankemag juga tidak bisa memberikan keterangan rinci, sebab RKB itu ditangani langsung oleh provinsi.
Ketua Pemuda Pante Bidari, Abdul Hadi Abidin, secara terpisah mengaku sudah melihat langsung kondisi RKB MIN Lhoknibong. Menurut dia, proyek itu memang terkesan asal jadi dan belum sempat dipakai, keramik lantainya sudah copot di beberapa titik. “Ini memang proyek terkesan asal jadi. Dinding dan teras sudah retak-retak,” sebutnya.
Kata Abdul Hadi, sesuai laporan kepala tukang yang membangun RKB, pihak rekanan juga belum melunasi ongkos kerja tukang senilai Rp 3 juta. Akibatnya, kepala tukang, sampai kini terpaksa menyita kunci ketiga RKB tersebut. “Kita minta rekanan bertanggungjawab. Ini adalah kepentingan pendidikan anak-anak, jangan dibuat telantar begini,” demikian Abdul Hadi.(is)
Sumber:serambinews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar