FOTO KEGIATAN



Jumat, 25 Februari 2011

Pasien Terpakasa Dipindahkan ke RSUZA

Akibat Dokter Specialis di RSUD Idi Jarang Masuk
Jumat, 25 Februari 2011 | 10:01

IDI RAYEUK- Akibat Dokter Specialis Anak dan Specialis Internist yang bertugas di RSUD Idi Rayeuk, diperkirakan jarang masuk tugas, membuat kecewa pasien yang membutuhkan pelayanan medis. Akhirnya, pasien terpaksa dipindahkan ke rumah sakit lain, salah satunya ke RSUZA Banda Aceh.

Inilah yang terjadi Kamis (24/2), ada dua pasien, yakni satu pasien anak M. Fajri (9) warga Desa Tanoh Anoe Kecamatan Idi Rayeuk, mengalami demam tinggi, terpaksa dikeluarkan ayahnya Azhari (37) tanpa rujukan dari UGD RSUD Idi, karena ketiadaan dokter specialis anak. Sedangkan pasien kedua Halimah (37) warga Blang Gelumpang Idi Rayeuk, yang mengalami tumor perut.



Setelah satu hari dirawat disana, karena tak ada dokter specialis Internist, akhirnya tanpa rujukan, Halimah diboyong Zainuddin Salam, Ketua Lembaga Advokasi Buruh Nelayan Aceh (LABNA) ke RSZA Banda Aceh untuk mendapatkan pelayanan medis selanjutnya.
Atas jarangnya masuk dokter specilis di RSUD Idi, Zainuddin Salam ketua LABNA Aceh, mengkritik keras sikap para dokter specialis disana yang tidak disiplin bertugas hingga mengecewakan masyarakat Aceh Timur.

"Masak dokter anak hari dinas seperti ini tidak masuk dengan alasan sakit, dan dua orang dokter Internist disana tidak berada ditempat juga, bahkan salah satunya PNS lagi, ini sangat aneh. Padahal seperti pasien Halimah seorang janda miskin, sejak Rabu (23/2) saat jadwalnya salah seorang dokter specialis penyakit dalam masuk sudah berada di RSUD Idi, tapi petugas medis disana saat Halimah masuk UGD RSUD Idi dalam kondisi lemas, berani mereka mengatakan tak ada dokter specials penyakit Dalam,“ ujar Zainuddin Salam setengah heran.

Ketua LABNA Aceh, menilai pelayanan kesehatan di RSUD Idi masih tahap cilet-cilet, asal-asalan saja, dan Ia menilai terkait tidak masuk dokter specialis seperti di RSUD Idi, terindikasi di Aceh ada mafia kesehatan bermain di Aceh, dengan adanya dokter yang tak masuk tugas, tidak disiplin dengan alasan bermacam -macam.

"Untuk itu kepada Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Gubernur, Bupati jangan main-main dengan pelayanan kesehatan karena ini menyangkut nyawa orang susah. Padahal dana telah banyak dikucurkan untuk kesehatan sementara pelayanannya yang didapatkan masyarakat sangat jauh dengan anggaran yang telah diperuntukkan,” ujar Zainuddin Salam.

“Kita juga minta pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk bertanggunggung jawab terhadap dokter tidak disiplin, jangan membela dokter-dokter yang tidak disiplin dalam menjalankan tugas. Sementara untuk RSUD Idi, kita meminta Bupati Aceh Timur untuk sering-sering sidak kesana, jangan biarkan dokter specialis di RSUD Idi masuk suka hati mereka.

Sehingga pelayanan disana terabaikan, dan yang paling parah lagi DPRK komisi yang berkaitan dengan kesehatan harus sering melakukan pengawasan dan sidak. Jangan dibiarkan begini terus-terusan, sehingga menejemen RSUD Idi terus amburadul seperti ini,“ tegas Zainuddin Salam.

Dokter Lagi Sakit
Sementara itu, Direktur RSUD Idi dr. Edi Gunawan melalui Kabit Pelayanan RSUD Idi, dr Junaidi, saat ditemui Rakyat Aceh, mengatakan tidak masuknya dokter specilais anak di RSUD Idi karena dalam keadaan sakit, sementara dokter sepecialis Internist ada dua orang di RSUD Idi.

“Dokter Internist yang kontrak masuk Senin Selasa, sementara dokter ahli penyakit dalam yang juga PNS satu lagi, dirinya masuk Rabu dan Jumat. Jadi bukan tidak terlayani pasien tersebut, tapi kebutulan jadwalnya tidak ada. Apalagi sekarang ini semua rumah sakit kekurangan dokter specialis seperti RSUD Langsa, RSUD Tamiang, jadi mereka juga bertugas disana, “ ucap Junaidi Kabit Pelayanan RSUD Idi. (yas)

Sumber : www.rakyataceh.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar